Sabtu, 26 Juli 2008

Makam Proklamator

Sejak seperempat abad lalu, tepat sewindu setelah Ir Soekarno wafat dan dimakamkan di sana, 21 Juni 1970, kompleks makam dipugar. Dengan pemugaran itu pencitraan Makam Bung Karno sebagai ikon Kota Blitar semakin dikukuhkan. Ikon itulah yang mampu menyedot pengunjung berziarah di sana.
Akan tetapi, selama ini keberadaan peziarah di Kota Blitar masih sekadar berkunjung atau berziarah ke kompleks makam saja. Padahal di sisi lain, seiring perjalanan waktu dan peralihan generasi, keberadaan makam an sich diakui tidak terlalu bisa diandalkan untuk menarik kedatangan peziarah.
Akibatnya, harus segera dipikirkan bagaimana mengupayakan wisatawan tetap datang berziarah. Tujuannya sekaligus menciptakan efek berkelanjutan yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat Kota Blitar.
Dari pemikiran itu Pemkot Blitar berencana merealisasikan pembangunan Perpustakaan Bung Karno dengan dana hingga Rp 30 miliar. Dana itu 30 persen dari APBD dan sisanya dari APBN tahun 2003-2004.
Sebagai wahana wisata perpustakaan kepresidenan (presidential library) pertama di Indonesia, fasilitas itu akan memuat segala sesuatu tentang Bung Karno, mulai dari pemikiran, buku, koleksi foto, dan film untuk disimpan dan dipamerkan.
Keberadaan perpustakaan dimaksudkan sebagai sarana melestarikan sosok serta pemikiran sang proklamator, terutama bagi generasi mendatang.
Sederhananya, dengan terciptanya regenerasi pemahaman sosok Bung Karno sebagai seorang tokoh sejarah, hal itu sekaligus menjamin kelangsungan minat serta keberadaan orang untuk terus datang berziarah ke sana.

Tidak ada komentar: